Rabu, 02 November 2011

RIBUAN AYAM BROILER TEWAS

Dasan Baruribuan ayam broiler milik Pak Zaini tewas diakibatkan karena kekurangan air minum. Kekurangan air minum ini diakibakan oleh macetnya air PAM sejak beberapa hari. Awalnya memang air PAM yang digunakan untuk memberi minum ayam ini selalu lancar untuk beberapa hari pertama. Ketika ayam sudah berusia beberapa hari air PAM mulai macet. Hal tersebut yang mengakibatkan ribuan ayam broiler di Dasan Baru tewas.

Peristiwa tewasnya ribuan ayam broiler ini membuat pemilik ayam Ahmad Zaini, S.Pt., terpaksa menjual ayam broiler yang masih tersisa seharga 6000 sampai 7000 perekor. Penjualan tersebut dilakukan karena khawatir ayam-ayam yang masih hidup akan tewas.

Pada awalnya, pak Zaini mulai menawarkan ayam-ayam yang ada seharga 10.000 perekor. Masyarakat mulai menyerbu ayam yang dikatakan super murah itu. Beberapa saat kemudian, jumlah ayam yang tewas seketika semakin bertambah, akhirnya pak Zaini, menjual ayamnya seharga 6000 atau 7000 perekor sesuai dengan ukuran besar ayam.

Sejak saat itu, masyarakat-masyarakat yang ada di Dasan Baru semakin lama semakin banyak yang membeli ayam tersebut sampai ayam tersebut habis terjual. Walaupun tetap rugi , pak Zaini masih tetap syukur ayam yang tersisa masih dapat dijual walau dengan harga yang sangat rendah.

Selain itu, pak Zaini juga berkata “ saya juga bersyukur ayam-ayam yang ada disebelah selatan tidak ada yang sakit, semuanya sehat. Semoga saja pertumbuhannya semakin membaik walaupun ayam-ayam yang ada di utara tewas semua.

Pak Zaini memang memelihara ayam di dua tempat yang berbeda. Satu kelompok ayamnya dia letakkan di sebelah utara dan satu kelompok lagi ia letakkan di sebelah selatan. Pemisahan ini dilakukan karena mitra kerja pak Zaini berbeda-beda. Untuk ayam di sebelah selatan,Pak Zaini bermitra dengan 3 warga Dasan Baru, makruf, S.Pd. Tanwir dan Munir. Sedangkan ayam di sebelah selatan ia bermitra dengan pak Lalu.

Selain informasi di atas, Pak Zaini juga memberikan informasi yang lain mengenai alas an kenapa ayam tersebut tewas. Diantaranya adalah karena para pegawai yang dipekerjakan sudah terlalu capek untuk mengambil air di kali, sehingga melalaikan kebutuhan air ayam. Selain itu juga semangat kerja pegawai juga yang membuat ayam ini kekurangan makan. Dua hal tersebutlah yang merupakan factor tewasnya ribuan ayam milik pak Zaini.

Di tengah wawancara yang hangat tersebut pak Zaini berkata “ini adalah pelajaran yang berharga bagi saya pribadi. Kesalahan ini tidak boleh terulang untuk kedua kalinya. Sebab itulah saya merencanakan untuk membuat sumur dulu baru saya akan memelihara ayam. Untuk beberapa hari pemeliharaan ayam akan saya hentikan dulu, menunggu sumur selesai dikerjakan. Selain itu, saya juga menyadari bahwa saya terlalu sibuk untuk saat-saat ini karena saya harus memantau ayam petelur yang saya pelihara baru-baru ini. Semoga saja produksi telur ayam petelur saya tetap lancar.”

Selain itu, ketika kami menanyakan total kerugian, kami juga mendapat informasi bahwa ayam-ayam tersebut bukan milik pribadi, namun beliau bermitra dengan satu perusahaan ayam dimana seluruh bibit dan pakan adalah tanggungan perusahaan. Sehingga kalaupun ia gagal, segala bentuk kerugian termasuk resiko perusahaan.

Selain itu, beliau pun sadar bahwa rugi adalah hal yang biasa terjadi dalam kehidupan. “rugi, untung adalah hal yang biasa dalam kehidupan. Itulah hidup, terkadang susah terkadang senang. Terkadang untung, terkadang sebaliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon Tinggalkan Komentar