Pasar pringgarata beroperasi dua kali seminggu. Pasar yang terletak di sebelah timur kantor camat pringgarata ini adalah sebuah pasar yang beroperasi setiap hari namun pusatnya pada hari kamis dan minggu. Pada dua hari tersebut pasar ini selalu di penuhi oleh masyarakat untuk membeli kebutuhan sehari hari. Maklum pasar ini merupakan pasar satu – satunya di kecamatan, wajar pasar ini menjadi pasar yang ramai .
Setiap waktu operasional pasar ini selalu menimbulkan kemacetan. Pada saat beroperasinya pasar masyarakat selalu menggunakan sebagian badan jalan untuk berdagang, parkir cidoma dan kendaraan, sehingga menimbulkan kemacetan sepanjang pasar. Kemacetan ini merupakan permasalahan yang sudah berakar dan sulit dicarikan solusi meski pemerintah telah membangun terminal atau tempat parkiran untuk menghindari kemacetan.
Pembangunan terminal sia-sia. Pemerintah berharap permasalahan kemacetan di pasar pringgarata dapat teratasi dengan membuat terminal. Namun semua itu sia-sia karena terminal yang sudah lama dibuat ini bukannya di tempati sebagai areal parkir melainkan dibanjiri oleh pedagang ayam,burung , merpati dan itik.
Pada mulanya terminal ini untuk beberapa bulan sudah dipergunakan sebagai tempat parkir namun karena beberapa alasan para penarik cidomo meninggalkan areal terminal dan lebih memilih memarkir cidomo mereka dipinggir jalan seperti semula dengan alasan para penumpang kesulitan membawa barang keareal terminal dan membuat para penarik cidomo kalah bersaing dengan tukang ojek. Seperti yang di ungkapkan oleh amaq nurhasanah “kalau kita diam dan menunggu penumpang diterminal kita kalah saing dengan para tukang ojek karena kalau menggunakan jasa ojek penumpang tidak perlu mengangkat barang sampai keterminal”.
Penataan pasar juga menjadi salah satu sumber penyebab kemacetan. Pasar pringgarata memiliki luas lebih dari seratus are namun tidak semuanya dimanfaatkan sebagai tempat berjualan, masih banyak tempat yang kosong dan kurang difungsikan. Para pedagang lebih memilih berjualan dipinggir jalan daripada di dalam. Alasannya didalam kurang ramai meski diluar mereka berdesak desakan mendapatkan tempat bahkan sampai menggunakan badan jalan.
Keberadaan kios-kios dipinggir jalan dan membelakangi pasar induk membuat pembeli ramai di luar saja. Kios-kios yang berbaris dipinggir jalan dan menghadap jalan menyebabkan para pembeli tidak perlu kedalam atau pasar induk untuk mendapatkan kebutuhan sehingga para pedagang yang berada didalam mengeluhkan sepinya pembeli dan tidak jarang satupun pembeli tidak ada yang membeli barang dagangan mereka.
Meskipun pasar pringgarata langganan macet aparatatur pemerintah tak berbuat apa-apa. Lokasi pasar pringgarata yang berdekatan dengan kantor camat dan sector polisi tak berpengaruh positip terhadap pengaturan kelancaran transportasi. polisi yang bertugas melayani dan mengatur kelancaran transportasi masyarakat kayaknya lupa akan kewajiban mereka, mereka lebih memilih duduk sambil santai di sector daripada turun kejalan atau menertibkan lokasi pusat kemacetan. Karena selama ini belum ada polisi yang mengatur kelancaran transportasi di pasar pringgarata ini meski sector mereka hanya beberapa meter dari pasar.
Masyarakat berharap, Mudah mudahan kedepan pemerintah lebih memperhatiakan kelancaran transportasi di pasar pringgarata sehingga tidak mengganggu masyrakat yang menggunakan jalan atau anak anak sekolah tidak telat karena macet dengan menempatkan beberapa personil polisi atau polisi pamong praja yang bertugas mengatur jalan demi kepentinngan masyarakat banyak.
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon Tinggalkan Komentar