Rabu, 15 Februari 2012

MAULID-MULUT AJANG MIRAS


PRINGGARATA,13/02/2012. “Perayaan peringatan Maulid adalah bulan penggemukan alias bulan penuh gizi dimana semua jenis makanan, jajanan dan buah-buahan bisa disantap dengan lahap sekalipun hanya sekali setahun”, tutur UDIN salah seorang warga di sela-sela jamuan acara Maulid Nabi Muhammad SAW di salah satu dusun di kecamatan pringgarata. Memang tidak bisa dipungkiri, sebutan bulan Maulid sebagai bulan penggemukan alias bulan penggizian sudah melekat bertahun-tahun lamanya khususnya di pulau Lombok atau yang diberi julukan “Pulau Seribu Masjid” dan, dalam hal ini penulis lebih senang menyebutnya “Bulan Mulut”.

Peringatan Maulid nabi yang pada mulanya dilaksanakan di masjid-masjid dengan diisi ceramah-ceramah dan pengajian dari para ustadz dan Tuan Guru kini, telah terjadi pergeseran seiring dinamika yang ada di masyarakat Lombok itu sendiri. Akhir-akhir ini, peringatan Maulid Nabi yang semestinya memperingati kelahiran Baginda Rasul dengan memetik dan mengaplikasikan suri tauladan yang sangat berharga dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari telah beralih dimana, sebagian besar masyarakat memperingati, bukan memperingati sih sebenarnya tapi, memeriahkan dan memegahkan Maulid Nabi di rumah masing-masing dengan segala jenis hidangan yang bisa dijumpai bahkan, sebagian masyarakat rela berhutang jutaan bahkan lebih hanya demi gengsi pemegahan acara Maulid.

Terkait momentum peringatan Maulid Nabi tiga hari yang lalu, Zainuddin atau yang biasa disapa pak Baok saat ditanya penulis memaparkan; “ Dengan datangnya bulan Maulid ini ada banyak hal yang bisa kita rasakan dan laksanakan misalkan saja; ada banyak makanan-makanan enak, selain itu sebagai momentum untuk bersedekah, reunian bersama sanak keluarga, handai taulan guna menyambung dan mempererat tali Silaturrahim, pokoknya membahagiakan dan menyenangkan sudah.” Di satu sisi, masjid-masjid jadi tidak ramai lagi karena disibukkan dengan tamu undangan dan jamuan yang disuguhkan.

Beberapa tahun akhir-akhir ini, peringatan Maulid Nabi semakin mengenaskan dan memperihatinkan bahkan bisa dikatakan menodai bagaimana tidak, pemeriahan peringatan Maulid Nabi sudah tidak mencerminkan lagi nilai keislaman dan identitas sebagai seorang muslim yang sesungguhnya malahan sudah mendekati upacara-upacara ritual yang sudah biasa dilaksanakan agama Hindu. Di beberapa tempat, kita bisa temukan perayaan peringatan Maulid sudah diramaikan dengan acara pawai arak-arakan yang sudah menyerupai pawai Ogoh-ogohnya orang Hindu yang mana juga dibarengi dengan pesta minuman keras.

Dalam hal ini, kita semua sangat berharap semoga ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) kita bersama guna saling menata dan menyadarkan agar kesucian nilai dan makna momentum peringatan Maulid Nabi besar kita Muhammad SAW tidak tercoreng lagi dari hal-hal yang tidak bermanfaat yang malah mendatangkan kemudaratan, kesesatan yang membuat kita jauh dari ajaran Islam. Momentum peringatan Maulid Nabi diharapkan kita bisa mewarnai diri dengan semua suri tauladan yang telah beliau berikan kepada kita.

1 komentar:

  1. sangat setuju dengan sekali bahwa terdapat pergeseran nilai dalam perayaan maulid nabi S.A.W bahkan ditempat lain maulid dirayakan dengan pesta music yang tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan kemaksiatan yang lain. pertanyaan saya pada diri sendiri " apakah para tokoh agama atau tokoh masyarakat yang mengetahui tidak berani mengingatkan atau melarang pelaksanaan perayaan yang tidak sesuai dengan nilai islam tersebut"....paling parahnya seharusnya pemerintah tidak memberikan izin atas kegiatan tersebut akan tetapi justru memfasilitasi dengan meemberikan pengamanan terhadap berjalannya proses tersebut...

    BalasHapus

Mohon Tinggalkan Komentar

SUPPORTING SITES

 

Popular Posts

Popular Posts this month

Popular Posts this week