Sabtu, 09 Oktober 2010

PETANI TAK HANYA GAGAL PANEN PADI PANEN TERNAKPUN IKUT GAGAL


PETANI TAK HANYA GAGAL PANEN PADI

PANEN TERNAKPUN IKUT GAGAL

Setelah gagal panen padi, petani ternak kembali diterkam musibah gagal panen ternak, kegagalan ini mengakibatkan petani jera dalam bertani sehingga hasil produksi daging maupun beras tiap daerah secara otomatis akan derastis menurun terutama di dusun dasan baru desa murbaya kecamatan pringgarata rata rata kerugian petani peternak mencapai 900.000. hal ini disebabkan rendahnya harga ternak di pasar.


Pembangunan sub-sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian, dimana sektor peternakan memiliki nilai strategis dalam memenuhi kebutuhan daging yang terus meningkat. Atas bertambahnya jumlah penduduk Indonensia, serta peningkatan rata-rata pendapatan penduduk Indonesia dan taraf hidup petani dan nelayan, keberhasilan pembangunan tersebut ternyata berdampak pada perubahan konsumsi masyarakat yang semula lebih banyak mengkonsumsi karbohidrat ke arah konsumsi seperti daging dan jika tingkat konsumsi daging akan semakin baik akan berdanpak pada tingkat kemajuan dalam berfikir masyarakat serta kesehatan masyarakat.

Disamping itu juga peteani peternak sangat perlu diperhatikan agar proses produksi daging atau beras tetap berjalan dengan lancar, karna tanpa memperhatikan produsen akan mengakibatkan penurunan hasil produksi, karna jika kerugian terus mencekam maka hasil produksi akan terhambat, yang menjadi korban adalah petani karna dalam proses penjualan hasil peroduksi harga pasar tidak terkontrol dengan baik sehingga petani peternak yang merupakan sebagai produsen semakin tertindas.

seperti yang di ungkapkan majidi salah seorang peternak, pemerintah tidak menghargai hasil produksi petani baik berupa beras atau daging karena dalam proses pembelian bakalan ternak atau bibit harga sangat tinggi setelah panen harga ternak derastis menurun, sehingga peternak yang ada di dusun dasan baru sagat tercekik dengan harga ternak yang sangat rendah dari biaya produksi, para peternak mengharapkan pemerintah harus segera turun lapangan untuk meninjau harga hasil pertanian agar petani tidak menjadi korban permainan para saudagar/ pedagang.

Jika pemerintah tidak segera turun lapangan untuk menagani permasalahan harga dari hasil pertanian rakyat ini, maka peroduksi daging atau beras akan sangat rendah karna para petani akan mengalihkan sumber pendapatan yang semula dari hasil pertanian kearah yang lain dan bahkan akan meningkatkan pengangguran ungkap sarep sebagai pembina kelompok ternak di dasan baru. Selanjutnya di ungkapkan oleh awan salah seorang peternak juga pemerintah sebenarnya harus pokus memperhatikan petani peternak, karena peternakan rakyat merupak tumpuan utam pemerintah dalam meningkatkan atau memenuhi kekurangan akan kebutuhan daging di NTB. Disamping itu juga peternakan ini merupakan perogram unggulan dari gubernur NTB dan seharusnya petani peternak akan semakin makmur bukan semakin tertindas dengan permainan pasar.

Dari 72 peternak yang ada di dusun dasan baru 80% peternak mengalami kerugian karna harga ternak sangat rendah dan sangat jauh dari biaya pembelian bakalan belum dihitung biaya produksi seperti harga sabit, rumput, dan biaya kandang jika dihitung dengan biaya produksi maka kerugian bias mencapai Rp3.000.000/ekor. Akan tetapi Rata-rata nilai kerugian dari pembelian bakalan ternak berkisar antara Rp 900.000 - 1.500.000 dan ini merupakan nilai yang sangat tinggi bagi petani, disamping itu juga proses pemeliharaan sangat cukup panjag yaitu 9-10 bulan.

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon Tinggalkan Komentar

SUPPORTING SITES

 

Popular Posts

Popular Posts this month

Popular Posts this week