”Sepeninggalan” Sang Putri Bijaksana dari LOMBOK
L |
ombok Tengah [sasak tulen] Nama Putri Mandalika sewaktu ia kecil adalah Tunjung Biru, namun setelah ia dewasa dan tumbuh menjadi seorang gadis yang amat cantik namanya berubah menjadi
Putri Sarah Wulan dengan kecantikannya yang sangat luarbiasa membuat semua pangeran tergila-gila padanya.
Dengan begitu banyaknya pangeran yang melamar Putri Sarah Wulan (Putri Mandalika) pada saat itu membuat putri resah akan danpak dari persaingan yang akan terjadi dari para pangeran-pangeran yang menginginkan putri mandalika untuk dijadikan istrinya.
Tak hanya putri Sarah Wulan yang merasakan keresahan dari danpak persaingan yang akan terjadi, keluarganya juga merasa sangat kebingungan dalam memilih saah satu pangeran tersebut, seandainya ia memilih salah satu pangeran tersebut maka dapat dipastikan pangeran lain pasti akan murka sehingga akan terjadi peperangan. Karena putri Sarah Wulan tidak ingin melihat terjadinya peperangan akibat dari persaingan para pangeran, akhirnya sang putri meminta semua pangeran untuk berkumpul di kediaman sang putri dan mengajak semua pangeran untuk ke pantai dan memberikan suatu pernyataan kepada semua pangeran adapun pernyataan bijak itu adakah “ tak ada diantara kalian yang aku benci, aku sangat sayang dan cinta terhadap kalian akan tetapi kita sebagai pemuka masyarakat harus memberikan contoh yang baik dan tidak mengabaikannya karena masyarakat merupakan barang yang di titipkan oleh tuhan kepada kita semua dan kita harus menjaga mereka dari berbagai masalah yang dapat mengganggu kenyamanan masyarakat kita” setelah sang putri menyatakan beberapa kata kepada sang para pangeran dan langsung dihadapan para pangeran tersebut putri Sarah Wulan akhirnya menceburkan dirinya ke laut. Sejak saat itu putri Sarah Wulan diberi nama putri Mandalika, Manda artinya bimbang, Lika artinya perbuatan sehingga Mandalika memiliki arti sebagai akibat perbuatannya sendiri. Itulah sekelumit kisah Putri Mandalika yang kini menjadi tradisi kebanggaan orang Sasak terutama di Lombok Tengah.
Dengan begitu berwibawa dan bijaknya putri mandalika seharusnya pemerintah tetap respon dan peduli terhadap sejarah putri mandalika yang begitu bijaksana dan peduli akan keamanan masyarakatnya, dan tetap mengangkat sejarah kebijaksanaan dari sosok seorang putri raja yang bijaksana dan tidak merayakan hari sejarah putri mandalika dengan berbagai hiburan seperti dangdut, ben, yang tidak menyentuh sejarah dari puri mandalika. Walaupun sejarah yang di tampilkan pada hari itu tidak terlalu mirip dengan sejarah kehidupan putri mandalika sedikit tidak menyentuh nilai-nilai dari kepedulian putri terhadap masyarakatnya.
Dengan kurangnya apresiasi budaya yang menyentuh dari kisah hidup putri mandalika sehingga masyarakat banyak yang sama sekali tidak mengetahui babat Mandalika dan hanya terpaku pada hiburan lain yang disuguhkan oleh panitia, oleh karena itu nilai yang terkandung dalam sejarah Putri Mandalika sudah seharusnya untuk di kembalikan sehingga masyarakat menjadi tahu dan memahami sejarah Putri Mandalika yang penuh dengan pesan dan kesan mulia bagi masyarakat.
Sejarah Putri Mandalika Yang Begitu Membangun Karakter Seorang Pemimpin Jangan Sampai Terabaikan.
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon Tinggalkan Komentar