Rabu, 23 November 2011

MOMENTUM MENGGUGAT DIRI


(Minggu, 20/11/11) Ada hal yang menarik perhatian bila suatu organisasi--apapun jenis kelamin dan keturunannya—yang telah berjalan cukup lama tidak memiliki kesempatan menggugat diri. Gugatan adalah momentum meditasi, bersepi ria sinambi berkaca. Ini diperlukan sebagai pilihan strategis untuk mencapai tingkatan progresivitas yang menjadi obsesi organisasi. Barangkali inilah itikad segenap personil Kampung Media Sopoq Angen yang merasa sedang mengalami mati suri dalam mengaktualkan kapasitas jurnalisme kampungannya di dunia ‘antah berantah’ alias dunia maya. Mati suri ini menurut Cak Mahsun disebabkan karena masalah tehnis yang konon karena flashdishnya sering ghaib—dipinjam tidak dibalikin dan masalah kesulitan membahasakan apa yang ada dalam pikiran tiap kali bersentuhan dengan realitas yang bernama bahan mentah berita,


Terlepas dari apa yang diungkapkan tersebut masalah organisasi memang memerlukan waktu khusus mengasah dan menyepi diri untuk memastikan organisasi dapat berjalan dalam fatsun kelembagaannya, tidak diam ditempat. Dalam kontek inilah ungkap Tuak Rasidi, Sopoq Angen dituntut mampu menghadirkan segenap peristiwa di sekitarnya menjadi berita-berita yang dapat diakses semua orang sebagai bandingan dari akselerasi berita-berita besar yang menghiasi lembaran-lembaran media massa sekelas Lombok Post, Nurani atau NTB Pos. Berita-berita mereka umumnya menghadirkan sesuatu yang diasumsikan besar, penting dan utama yang berpotensi reduktif terhadap peristiwa yang mungkin dinilai kampungan, karena memang muncul dan berkembang di kampung yang menjadi segmen berita semua kampung media, wabilkhusus Sopoq Angen. Berita-berita yang dikondensikan dari peristiwa kampung mengandung lempengan-lempengan masalah yang orisinal, penting dan imanen karena belum bersentuhan dengan anasir-anasir kepentingan dalam arti yang lebih kompleks.

Statemen di atas semakin menguat setelah semua personil menyampaikan harapan-harapan dan komitmen ke depan untuk menguatkan fatsun kelembagaannya mengambil tugas dan kepentingannya menjadi media yang consist menyuarakan segenap informasi, berita dan peristiwa yang hidup di tengah masyarakat kampung. Konsistensi ini lahir dari komitmen kesejarahannya yang lahir dari masyarakat kampung dan untuk kepentingan pembangunan kampung. Akhirnya, semoga momentum meditasi ini melahirkan kembali Sopoq Angen yang sedang mati suri…Losta Masta (Rid).

0 komentar:

Posting Komentar

Mohon Tinggalkan Komentar

SUPPORTING SITES

 

Popular Posts

Popular Posts this month

Popular Posts this week